Sejarah kesultanan di Mozambik menyimpan catatan yang kaya akan pengaruh dari berbagai peradaban, terutama Afrika, Arab, dan Eropa. Pada abad-abad awal, pesisir Mozambik menjadi titik pertemuan bagi para pedagang dari berbagai penjuru Samudra Hindia, membawa serta pengaruh Islam yang kemudian membentuk identitas budaya wilayah ini.
Pada abad ke-13 hingga ke-15, Kesultanan Kilwa, yang berpusat di Tanzania modern, memperluas kekuasaannya ke pesisir Mozambik. Kilwa mengendalikan perdagangan emas, gading, dan budak dari pedalaman Mozambik, meninggalkan jejak budaya dan arsitektur Islam yang masih dapat dilihat hingga saat ini.
Pengaruh Kilwa ini tidak hanya terbatas pada daratan Afrika, tetapi juga, secara misterius, mencapai benua Australia.
Penemuan koin-koin Kesultanan Kilwa di Australia merupakan salah satu misteri arkeologi yang paling menarik. Koin-koin ini, yang kini disimpan di Powerhouse Museum di Sydney, dianggap sebagai artefak asing tertua yang pernah ditemukan di Australia. Penemuan ini mengejutkan para ahli, mengingat jarak yang sangat jauh antara Kilwa dan Australia, lebih dari 8.000 kilometer.
Sebelumnya, koin-koin Kilwa hanya ditemukan di dua tempat di luar Tanzania, yaitu Zimbabwe dan Oman. Namun, penemuan di Australia menunjukkan bahwa jangkauan perdagangan dan pengaruh Kilwa mungkin jauh lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya. Bagaimana koin-koin ini bisa sampai ke Australia masih menjadi misteri, tetapi beberapa teori telah diajukan.
Salah satu teori yang paling mungkin adalah bahwa koin-koin tersebut dibawa oleh para pedagang Muslim yang berlayar ke Australia jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Para pedagang ini mungkin berasal dari Kilwa atau wilayah lain di Afrika Timur, dan mereka mungkin berinteraksi dengan masyarakat Aborigin di Australia.
Teori lain adalah bahwa koin-koin tersebut dibawa oleh kapal-kapal yang terdampar di Australia. Kapal-kapal ini mungkin membawa koin-koin tersebut sebagai bagian dari muatan mereka, dan koin-koin tersebut mungkin ditemukan oleh masyarakat Aborigin setelah kapal-kapal tersebut terdampar.
Apa pun teorinya, penemuan koin-koin Kilwa di Australia menunjukkan bahwa sejarah perdagangan dan interaksi antara Afrika dan Australia mungkin jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Aborigin di Australia mungkin memiliki kontak dengan orang-orang dari luar benua mereka jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Selain penemuan koin Kilwa, bukti lain menunjukkan bahwa orang-orang dari Nusantara telah menjelajahi Australia jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Orang-orang Makassar, misalnya, telah lama melakukan perjalanan ke Australia, khususnya ke wilayah Marege, untuk mencari teripang. Bahkan, pada suatu waktu, Australia dikenal sebagai bagian dari "Java la Grande," yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara Australia dan Nusantara.
Penemuan lonceng kapal bertuliskan Muhyiddin (baca di sini) di Selandia Baru oleh warga Maori semakin memperkuat bukti bahwa orang-orang dari Nusantara telah melakukan perjalanan jauh melintasi lautan. Lonceng ini, yang diperkirakan berasal dari abad ke-15, menunjukkan bahwa orang-orang dari Nusantara mungkin telah mencapai Selandia Baru jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Selain itu, klaim Kerajaan Gowa atas Australia, seperti yang diberitakan dalam koran Belanda pada masa lalu, juga menunjukkan adanya hubungan sejarah antara Nusantara dan Australia. Menurut berita tersebut, Raja Gowa di Sulawesi mengklaim bahwa Australia, yang dikenal sebagai Marege, pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa.
Klaim ini, meskipun tak digubris Inggris saat itu, menunjukkan bahwa orang-orang dari Nusantara mungkin memiliki pengetahuan dan hubungan dengan Australia jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Hal ini juga menunjukkan bahwa sejarah Australia mungkin lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan adanya pengaruh dari berbagai budaya dan peradaban. (Baca selengkapnya)
Bukti lain mengenai hubungan antara Nusantara dan Australia dapat dilihat dalam atlas laut manuskrip Nicholas Vallard (1547), yang menggambarkan "Java la Grande" dengan penduduk yang bersenjatakan tombak dan pedang pendek bergagang melengkung, ciri khas senjata Indonesia. Pria yang menunggang kuda tampak seperti pemimpin atau bangsawan, dan pelayan di belakangnya membawa payung.
Beberapa pria dalam penggambaran tersebut mengenakan sorban, yang mungkin menandakan bahwa mereka beragama Islam. Namun, para wanitanya tidak menutupi kepala seperti yang lazim dilakukan oleh wanita Muslim. Perlu dicatat bahwa kebiasaan wanita Muslim tidak berhijab cukup umum di Indonesia hingga setelah Perang Dunia II.
Di latar belakang penggambaran tersebut, terdapat pondok-pondok kayu yang ditinggikan, ciri khas bangunan Indonesia. Tidak diketahui apakah pondok-pondok ini berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat berteduh sementara bagi orang-orang yang bekerja di kebun.
Penggambaran "Java la Grande" dalam atlas Nicholas Vallard (baca di sini) menunjukkan bahwa orang-orang Eropa pada abad ke-16 telah memiliki pengetahuan mengenai adanya penduduk di Australia yang memiliki ciri-ciri budaya Nusantara. Hal ini semakin memperkuat bukti bahwa orang-orang dari Nusantara telah melakukan perjalanan dan interaksi dengan Australia jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Meskipun kesultanan-kesultanan di Mozambik telah lama berlalu, warisan mereka masih dapat dilihat dalam budaya, bahasa, dan arsitektur Mozambik.
Komunitas Muslim di Mozambik terus menjaga tradisi dan praktik keagamaan mereka. Warisan kesultanan di Mozambik berkontribusi pada keragaman budaya negara ini, dan penemuan koin Kilwa di Australia serta bukti-bukti lain menunjukkan bahwa sejarah perdagangan dan interaksi antara benua-benua mungkin jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Bukti-bukti ini juga menunjukkan bahwa sejarah Australia mungkin perlu ditulis ulang, dengan mengakui adanya pengaruh dari berbagai budaya dan peradaban, termasuk dari Nusantara. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih lengkap dan akurat mengenai sejarah Australia dan interaksinya dengan dunia luar.
Dibuat oleh AI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar